<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d28922767\x26blogName\x3dOrang+Indonesia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://yamadhipati.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://yamadhipati.blogspot.com/\x26vt\x3d-7363143692875508944', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Saturday, December 16, 2006

Polygamy

Akhirnya,,, setelah sekian hari baca berita, gossip dan nonton dialog di www.liputan6.com tentang poligami, gak tahan juga ingin ikut angkat bicara di sini. Padahal seharusnya kami belajar buat ujian yang tinggal beberapa hari lagi.

Poligami itu menyakitkan bagi wanita, tapi diinginkan laki-laki. Pertanyaannya adalah, kenapa agama - Yahudi, Kristen dan Islam, saya kurang tahu mengenai agama yang lain - mengijinkan poligami? Agama merupakan acceptable source of moral. Jadi,,, agama memperbolehkan poligami? Praktek poligamy atau lebih tepatnya polygyny kan bentuk ketidak-adilan tehadap kaum wanita. Loh,,, lha tapi kok agama sebagai sumber ajaran moral menijinkannya?


Sebenarnya kalau mau memahami dengan jernih, kita tidak akan menemukan kontradiksi ini. Yang membuat orang jadi bingung dan bertanya-tanya tentang diperbolehkannya poligami oleh ajaran agama itu karena kelakuan beberapa pelaku poligami tersebut. Simak misalnya jawaban seorang bapak yang punya istri 4 dan anak 20 yang diundang oleh sctv dalam sebuah dialog ketika ditanya apa alasannya berpoligami. Si bapak ini bilang bahwa dia berpoligami karena agama Islam mengijinkan poligami. Saya kaget dan memaki-maki ketika mendengar bapak tersebut mengucapkan kata-kata itu. Sikap bapak tersebut menurut saya adalah sebuah nifaq. Kemunafikan. Bahkan memfitnah dan merendahkan agama Islam serta melecehkan akal sehat manusia.

Jika seseorang ditanya kenapa dia minum, kemudian dia menjawab karena ada air di kulkas, bisa dipastikan orang ini tidak waras atau minimal bodoh sekali. Alasan seseorang minum seharusnya adalah karena haus, atau karena dia membutuhkan cairan yang cukup dalam tubuhnya atau minimal karena dia ingin minum. Bukan karena ada air di dalam kulkas. Adanya air di dalam kulkas itu adalah keadaan yang memungkinkannya bisa minum ketika dia haus atau ingin minum.

Kalau si bapak munafik itu berani jujur dan tidak berhati iblis sehingga dengan gagah berani tega memfitnah agama Islam sebagai alasannya melakukan poligami, dia pastilah berani mengatakan alasannya yang sebenarnya berpoligami. Alasan itu bisa karena ingin punya istri lagi (haus?). Atau bisa juga karena membutuhkan wanita lain untuk memuaskan nafsu sexualnya (membutuhkan cairan yang cukup di dalam tubuh?) atau barangkali agar kelihatan kaya dan jantan (ingin minum). Mungkin juga ada alasan yang mulia misalnya, karena ingin menolong seorang janda yang sulit kehidupannya sedangkan istrinya mengijinkan untuk menikahi si janda tersebut. Yang jelas bukan karena Islam mengijinkan poligami (ada air di dalam kulkas).

Dalam dialog yang lain, masih di stasiun tv yang sama, seorang bapak mengutip sebuah kisah di jaman rasulullah. Saat itu ada seorang arab baru masuk Islam dan memiliki istri sampai sepuluh (atau sembilan?). Nabi memerintahkan untuk menceraikan istri-istri yang lain dan menyisakan empat saja. Si bapak ini berargumen bahwa poligami memang diperbolehkan dalam Islam, buktinya rosul tidak menyuruhnya untuk menyisakan satu istri saja. "Apa nabi gak faham tentang perintah dan ajaran tuhan?" Begitu kata si bapak. Orang ini sembrono dan sembarangan menggunakan keputusan nabi tersebut sebagai pembenar praktik poligami yang didasarkan pada nafsu. Yang kita bahas di jaman ini berangkat dari istri satu atau belum punya istri. Kisah sahabat tersebut adalah keadaan terlanjur punya istri sepuluh.

Sebelum ajaran Islam datang, poligami tidak diatur dan tidak dibatasi. Orang-orang sebelum Islam biasa memiliki istri berpuluh-puluh. Perintah kepada muallaf tersebut untuk meyisakan empat istri merupakan sebuah kebijaksanaan. Pembatasan jumlah istri dalam sebuah dunia yagn sebelumnya tidak mengenal aturan dan tidak memanusiakan wanita adalah sebuah revolusi.

Orang-orang munafiklah yang merusak citra agama. Ibu-ibu yang anti poligami jadi pusing dibuatnya. Di satu sisi mereka percaya dengan kebenaran agama. Di sisi lain mereka merasa bahwa poligami itu tidak adil bagi mereka. Tapi kok agama yang dianggap benar dalam segala hal mengijinkan ketidak-adilan terhadap kaum wanita. Ibu-ibu arisanpun jadi pusing dan uring-uringan.

Poligami adalah solusi bukan pilihan
Tujuan diperbolehkannya poligami dalam ajaran-ajaran agama samawi sebenarnya sangatlah mulia. Hukum itu diturunkan untuk memberikan solusi kepada mereka yang mengalami kondisi-kondisi dimana tidak ada jalan keluar yang lebih baik selain poligami.

Misalnya jika seseorang yang masih belum tua mendapati istrinya sakit dan tidak memungkinkannya melakukan hubungan sexual dengan suami sementara suami yang masih muda masih membutuhkan sex. Kebutuhan sex ini adalah kebutuhan biologis manusia yang tidak diingkari oleh agama yang lurus. Seandainya poligami itu dilarang, apakah si suami harus menahan hasrat sexualnya sampai akhir hayat dan menyiksa diri? Atau dia harus menceraikan istrinya yang sedang sakit dan membutuhkan kasih sayang dan perlindungan, untuk bisa menikah lagi dengan wanita lain?

Kedua pilihan di atas sama-sama tidak manusiawi. Karena itu agama meberikan solusi poligami. Dalam keadaan seperti ini, poligami adalah solusi yang paling masuk akal. Dan saya yakin ibu-ibu yang anti poligamipun - jika dia tidak egois - akan memilih solusi poligami dalam keadaan seperti ini.

Bayangkan betapa repotnya manusia kalau ajaran Islam tidak memberikan solusi serta mengatur poligami. Masih ada beberapa keadaan dimana poligami merupakan solusi yagn paling masuk akal. Tapi saya hanya menyebutkan satu contoh di atas. Di sini kita jadi faham akan hikmah dan tujuan diperbolehkannya poligami.

Ayat yang memperbolehkan poligami diturunkan setelah perang Uhud dimana banyak sahabat syahid dan meninggalkan istri-istri mereka menjadi janda dan anak-anak mereka menjadi yatim. Janda-janda dan anak-anak yatim itu menjadi tanggung-jawab nabi dan para sahabat yang selamat dalam perang. (Abd Al-Ati, Hammuda, Islam in Focus, The Canadian Islamic center, Edmonton Alberta, Canada, 1963, p.103. dikutip oleh Dr. Jamal A. Badawi dalam Polygamy in Islamic Law) Dr. Jamal A. B. menyebutkan bahwa diperbolehkannya poligami tidak lepas dari suatu konteks keadaan tertentu. Izin poligami itu berhubungan dengan tanggung-jawab terhadap para janda dan anak yatim. Tanggung-jawab sosial. Bukan sekedar pemenuhan nafsu untuk memiliki istri lebih dari satu.

Banyaknya sahabat yang gugur dalam perang uhud menyebabkan jumlah umat Islam yang memang hanya sedikit waktu itu semakin berkurang. Dengan diizinkannya poligami diharapkan para sahabat yang masih hidup bisa menolong para janda dan yatim yang ditinggalkan sahabat yang telah syahid dan pada gilirannya dari pernikahan tersebut akan menambah jumlah populasi umat Islam.

Nabi sendiri tidak melakukan poligami ketika tidak ada alasan untuk melakukannya. Selama bertahun-tahun beliau hidup dengan satu istri saja; khadijah. Karena saat itu tidak ada alasan untuk berpoligami. Pernikahannya dengan putri Umar dan Abu bakar besifat politis. Merekatkan hubungan kekeluargaan dan membangun kekuatan umat. Pernikahannya dengan sofia juga demikian. Pernikahannya dengan maria dari mesir dilakukan karena maria adalah "hadiah" dari seorang penguasa Mesir saat itu yang ingin membangun hubungan baik dengan umat Islam.

Nabi tidak memperlakukan "hadiah" tersebut seperti raja-raja pada masanya. Beliau justru memuliakannya dengan menikahinya secara resmi. nabi tidak mungkin menolak Maria yang dihadiahkan oleh penguasa Mesir waktu itu. Karena itu berarti menolak perdamaian. Istri-istri yang lain beliau nikahi dalam konteks yang saya sebutkan sebelumnya. Bukan sebagai pemenuhan nafsu. Nabi adalah orang yang sangat dicintai umatnya dan bisa melakukan apa saja dalam kapasitasnya sebagai pemimpin yang dicintai. Seandainya poligami yang dilakukan adalah atas daras nafsu, beliau bisa saja menikahi perawan-perawan cantik yang tidak mungkin menolaknya. Tapi nabi menikahi para janda yang membutuhkan perlindungan.

Istri saya yang hebat
Saya tidak anti poligami, nyatanya poligami memang ada manfaatnya pada keadaan tertentu. Tapi tentu saja saya tidak mendukungnya juga kecuali jika ada 'illat yang membolehkannya. Saya sendiri mempunyai istri yang sangat-sangat mencintai saya. Berkali-kali dia bilang saya boleh mencari istri lain. Bukan karena dia sakit atau tidak bisa punya anak. Istri saya sehat dan tidak ada masalah. Dia tahu saya ingin terus kuliah sampai selesai s3. Sementara dia tinggal di Tokyo dan sibuk di kantornya. Dia tidak keberatan kalau saya ingin terus kuliah sehingga tidak bisa selalu ada bersama dia. Mungkin saya nanti selama menyelesaikan kuliah di negara lain, kami hanya bertemu setiap dua atau tiga bulan. Hebatnya istri saya, dia bilang kalau saya kesepian karena tidak ada dia, saya boleh punya wanita lain.

Hebatnya lagi dia ingin saya selalu melihatnya dalam keadaan cantik dan sexy. Karena itu dia mengatakan kalau dia jagi gendut perutnya karena saya hamili, saya tidak harus menemaninya dan melihatnya gendut. Saya boleh datang sebelum dia melahirkan. Aneh kan? Istri saya memang hebat.

Alahamdulillah saya beruntung memilki istri yang cantik, sangat sayang kepada saya dan membolehkan saya memiliki wanita lain. Bahkan berkali-kali dia menanyakan kepada saya apakah saya sudah dapat cewek. Bagi yang tidak percaya boleh bertanya langsung kepada istri saya. Saya tidak mengintimidasinya. Saya tidak membujuknya. Seandainyapun saya nanti punya istri lagi saya tidak akan mengatakan karena Islam memperbolehkannya. Saya akan katakan karena saya butuh minum atau perlu cairan yang cukup di dalam tubuh atau alasan lainnnya, bukan karena ada air di dalam kulkas.

Tapi saya sangat mencintai istri saya juga. Saya tidak tau kalau saya bisa menduakannya. Istri saya cantik, istri saya sexy, istri saya hebat dan saya sangat mencintainya.








20 Comments:

Blogger fuddyduddy said...

wow... great, konsulku ini memang benar2 cerdik membaca lapangan kehidupan masyarakat.
by the way... dah punya istri tho...
mana wajahnya kurang jelas begitu!??
jangan kecewain mbak.. (siapa namanya!!??) ok...
peace!

6:53 PM  
Blogger putri said...

Makasih dah mampir ke http://unserimbiss.blogspot.com ...kok bisa dapat link ke sana? Gpp sih.. itu catatan masakan buat suami kalau ditinggal pergi hehehe...

Menurut saya...hmmm.. kalau emang dah ridho berjauhan suami-istri... tidak perlu istri bilang boleh mencari yang lain. Kalau udah ridho pisahan.. apapun ada konsekuensinya, harus sama2 saling menjaga.

ok.. take care... salam kenal ya

8:07 PM  
Blogger Nanang Musha said...

Pak Alex, setelah sekian lama baca blog sampeyan, ga tahan juga ingin ikut angkat bicara di sini. Padahal seharusnya saya belajar buat ujian yang tinggal beberapa hari lagi. :D

Seneng ada yg pake istilah poligini. Ya, orang-orang memang sering salah kaprah. Tak membedakan mana yang 'am dan mana yang khos.

analogi air di dalam kulkas sangat menarik om. nanti akan saya catat untuk anak cucu suatu hari nanti.

p.s kaget juga ada 'bonus track' soal nyonya. ya, ya, istri sampeyan memang hebat.

9:56 PM  
Blogger Han said...

sip, aku pengen air kulkas itu !
aku haus, boss :) jujur, aku ga
munafik, aku lelaki normal, bkn
Homo sperti yg kau kira :) carikn
aku wanita sperti sakura-mu itu
dong, yg hebat, yg cantik, yg sexy,
yg kau cintai :) oyi !

2:49 PM  
Blogger M. Lim said...

Poliandri lebih menarik.
Seperti Draupadi, suaminya lima...
http://18-11.blogspot.com/2006/12/polygami-mengapa.html
begitulah...

3:11 PM  
Blogger angin-berbisik said...

poligami di bolehkan, tapi harus mengerti dulu tentang syarat2nya...masalahnya...apa ada laki2 di dunia ini yg mengerti dalam mengenai syarat2nya itu ?? pasti juga cenderung ke istri muda...;))

3:06 AM  
Blogger Alex Ramses said...

Untuk semua yang udah koment, terimakasih.


Bintang,, kok linknya kalau diklick gak mengantarkan ke blog anda? cuma ke blogger profile singkat, yang kalau dicari alamat blognya gak ada?

bintang,,, poligami kan solusi, bukan pilihan, jadi ya gak usah khawatir dan merasa gimana gitu kalau memang gak mau dipoligami. Kan bukan tugas yagn harus dijalani gitu loh,,, kecuali keadaan rumah tangga anda memang mengharuskan anda mau dimadu.

12:45 PM  
Blogger sdn 13 pagi said...

Sheilla
http://www.stickwithyou.net

Halo mas Alex, thanks ya udah mampir ke blog saya. Hehe. Boleh ralat sedikit hehehe, kalo di Kristen ama Katolik nggak ngijinin pologami. Tapi lepas dari ajaran agama, aku sendiri kurang setuju ama poligami, ya iyalah sebagai kaum wanita kan saya ndak mau dimadu. Kalo suami saya poligami sih mendingan bubbye aja, saya yang ciao gitu loh. Trus kalo ditanya ke kaum pria sendiri, seandainya kita pada rame2 poliandri kalian bisa terima gak? Hehe

3:46 PM  
Anonymous Anonymous said...

nikahilah janda-janda tua yang miskin...

--> bukan janda kembang yang kaya dan cantik... apalagi mantan model.. :p

4:15 AM  
Blogger Wina said...

Say jg suka sama Catatan pinggirnya sang GM.. toss dulu dounk.. bener banged, baca buku itu serasa disihir.. lho kok OOT sih?

No comment soal poligami.. yg pasti nda setuju aku, itu menyakitkan

7:16 AM  
Blogger Doel Dal said...

itulah masalahnya mbak yu, orang2 itu sering menodai agama, mengkambing hitamkan nabi. padahal kalau mau bilang, karena totonglah saya berpologami kn beres to. gk usah bawa nama2 agama.terlalu kotor agama disangkut pautkan. bravo buat alexluvemarissan:))

3:43 PM  
Anonymous Anonymous said...

Wih punya istri koq Demokratis banged yahhhh..bisa dikloning gak..? Hahahaaa

8:12 PM  
Blogger Aris Heru Utomo said...

Mas Alex, karena yang lain udah kasih komentar mengenai polygamy, maka saya tidak ingin mengulang apa-apa yang mereka telah katakan. Sebagai awal, saya cuma ingin tanya saja gimana ujiannya? Gimana kabar mbaknya di Tokyo? Semoga rukun2 selalu. Salam

11:55 PM  
Blogger Mamah Ani said...

tulisannya two thumbs up deh....ngobrol sama temen temen, bukannya ibu ibu anti poligami, tapi alasannya itu....kalau memang karena dehidrasi atau haus ya ok ok aja dong, tapi kebanyakan, apalagi bapak yang menghebohkan itu, alasannya kan cuma karena ada air di kulkas....btw, bojonya emang dimana ? sama sama lagi S 3 ya.....heuheuheu. jadi inget jaman baheula, kalau kita sih cuma bisa misah 3 bulan saja, lebih dari itu, aku kudu ngikut, pleus gembolan berisi anak anak diboyong juga....

1:13 AM  
Anonymous Anonymous said...

maaf, cuma mo kasih koreksi. agama kristen tidak mengenal poligami, bahkan perceraian pun pada dasarnya tidak diijinkan (yang strict dalam hal ini adalah katolik roma), terutama yang diberkati di gereja, dengan prinsip dasar: "apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia".

kalau referensinya pada "aliran" seperti mormon atau latter-day saint church, untuk informasi saja, gereja mormon pun sudah melarang poligami pada abad 19.

2:48 AM  
Anonymous Anonymous said...

setuju dgn tante lenje, hukum perkawinan kristen itu monogami dan tidak mengijinkan poligami, terlebih jika sudah dipersatukan di dalam ikatan pernikahan suci = baca sakramen kudus....karena emang ada tertulis seprti yg dikutip oleh tante lenje diatas, apa yg sudah disatukan oleh Tuhan tidak boleh diceraikan manusia...

6:10 AM  
Anonymous Anonymous said...

isi postingan dah jelas, yang ngasih komentar dah jelas juga.
aku ga kebagian ngasih komentar nih, dah habis bahannya semua

1:15 PM  
Anonymous Anonymous said...

wah 3x jadi tidak tahan utk tidak memberi comentar ( padahal gue belum tidur krn serangan astma ) ..
Ada yg berkecamuk di hati saya waktu membaca tulisan ini , di satu sisi , saya sangat menghargai kejujuran kamu dalam menulis , bravooo !!! alasan berpoligaminya saya sangat suka hehehe jangan senang duluan ...gue bener2 antipoligami !!!! tapi setidaknya tidak asal mengatasnamakan agama sbg alasan ...
Tapi di sisi lain gue sempet kuciwa berat kok kayaknya ada niat mau poligami .....erghhhhhh !!!!!
Pikirkan yg matang2 ya , walaupun istri siap ..sudah di pikirkan soal anak2 ??? ada ato belum ada , pikirkan dulu ke situ ......

btw ...setuju , istrinya seksiiiiii.... eh nambah juga , jangan selalu percaya kata2 seorang wanita lho , siapa tahu istrinya sekedar ngetest ???? hati2 wanita sering mengatakan sesuatu kebalikannya lho ...bilang mau di madu tapi sebenarnya justru tidak , bilang iya tapi ngga da sebaliknya ....

2:21 AM  
Anonymous Anonymous said...

OoOo... Jadi kalau Lelaki boleh poligini, biar adil perempuan tentu boleh juga poliandri? HmmMmm... Aku akan setuju tesa ini kalau secara alamiah perempuan emang harus berada paling depan di medan perang, harus yang paling bertanggung-jawab terhadap keluarga, harus tepatnya: mampu secara NATURAL menggantikan karakter maskulin laki-laki.

Tapi kalo gitu, kegembiraan di dunia ini bukan untuk pria ""romantis"" kayak Mbah Alex dong. Yang akan merasakan kegembiraan hanyalah para HOMBRENG gay. Hahahaha....

10:43 AM  
Anonymous Anonymous said...

Mbah! Isteri Anda sungguh hebat!

Tapi kira-kira, ya seperti kata Leo, "bisa dikloning nggak?"

Jadi, kalau sampeyan kawin lagi, kira-kira dapet -kan isteri yang sedemokratis (baca: sehebat) dia dalam konteks poligami (bukan polgini atau poliandri lhooo)???

Ciaooo - pangapora -

(O YA. BLOGKU MASIH MATI SURI. GA KELUAR2 DARI RUANG GANTI :D)

10:52 AM  

Post a Comment

<< Home

Site Meter